Selasa, 12 September 2023

MODUL 1.2

Assalamu'alaikum Warrohmatullahi Wabarokatuh..

            Perkenalkan saya Mona Amelia, S. Pd Calon Guru Penggerak Angkatan 9, guru matematika SMA N 2 Sijunjung. Kali ini saya akan mendemonstrasikan secara kontekstual dengan kisah narasi yang mudah dipahami namun dapat menggambarkan dengan detail segala kegiatan yang akan saya lakukan dalam keseharian ataupun terprogram rutin dan bersifat berkesinambungan, dimana saya seandainya sudah menjalankan peran sebagai seorang guru penggerak selama 3 tahun. Sebagai seorang Guru Penggerak saya dapat memainkan peran-peran memimpin perubahan dalam ekosistem pendidikan saya. Kepemimpinan seorang Guru yang maksimal karena saya memiliki keterampilan ataupun kompetensi yang sesuai dengan tujuan pendidikan yang diharapkan. 
        Dalam kegiatan keseharian sebagai seorang guru matematika, saya mengajar dengan penuh kesabaran, keteladanan dan berpihak pada murid. Di kelas, saya meyesuaikan metode dan model pembelajaran dengan berbagai kriteria murid yaitu mulai dari murid yang butuh perhatian khusus, murid yang sedang, ataupun murid yang cepat memahami. Saya memberikan kebebasan kepada siswa dalam berekpresi selama pembelajaran dalam berbagai hal diantaranya bertanya, meminta penguatan materi, berdiskusi, mengerjakan latihan, melakukan pendampingan dalam pemahan materi dan lain sebagainya. Murid saya boleh saja ada yang tidak suka menulis, maka saya buka alternatif lain yaitu mengetik. Murid saya yang butuh perhatian khusus akan saya luangkan waktu diluar jam pembelajaran untuk berdiskusi bersama-sama mengulang materi dan berlatih. Senantiasa membuat murid nyaman dan bahagia belajar matematika. Bagi murid saya yang cepat dalam memahami, saya siapkan bahan ajar yang berisikan materi pengayaan, contoh soal dan latihan soal demi memenuhi kehausan murid tersebut dalam belajar. Untuk kegiatan yang terprogram dan sistematis, saya menyiapkan sebuah layanan gratis untuk kelas XII selama 1 bulan sebagai persiapan mereka mengikuti tes, baik tes masuk perguruan tinggi maupun tes kedinasan. 1 bulan ini murid kelas XII tidak lagi datang ke sekolah untuk belajar. Murid yang sudah selesai mengikuti Ujian Satuan Pendidikan biasanya diberi kebebasan untuk berkegiatan. Ada yang di rumah, ada yang bimbel, ada yang kerja. Maka layanan terprogram saya ini, demi membantu siswa yang ekonominya lemah dan tidak ada biaya untuk bimbel persiapan SNBT. Selama menjalankan program, saya dan murid berusaha maksimal untuk mendapatkan hasil maksimal. Buku yang berisi bank soal saya persiapkan. Tentunya layanan terprogram ini juga diberitahukan kepada orang tua, karena ini bersifat tidak memaksa dan mengikuti keinginan murid yang bersemangat untuk lulus.
        
            Saya memiliki kemandirian tingkat tinggi. Tidak menggantungkan harapan pada orang lain dalam bergerak. Tidak bersandar ataupun menunggu orang lain membantu ataupun memfasilitasi hal baik yang saya lakukan. Dengan penuh kesadaran saya mengikuti webinar dan pelatihan yang related dengan kebutuhan murid saya. Saya telah menyelesaikan PMM dengan baik dan sempurna. Dalam pengamalan ilmupun saya mau dan mampu memfasilitasi segala hal yang saya butuhkan, seperti menyediakan segala alat tulis, kalkulator keren untuk mengajar matematika, memiliki laptop, printer, dan menanggung biaya fotokopi yang mungkin dibutuhkan saat memberikan LKPD pada murid. Agar bersemangat dan murid saya merasa senang dan puas atas pencapaian dirinya, saya menyediakan reward sederhana atas prestasi mereka. Menjadi mandiri membuat kita sebagai guru leluasa untuk bergerak.  Untuk kegiatan terprogram saya dalam mengamalkan nilai kemadirian sebagai seorang guru penggerak adalah secara kontinu memperbaharui buku pedoman pembelajaran yang saya butuhkan untuk meningkatkan kompetensi baik di bidang matematika, keguruan, maupun ilmu lainnya seperti bahasa inggris, informatika dll. 

                Demi menjadi lebih baik dari waktu ke waktu senantiasa melakukan refleksi terhadap hal-hal yang telah saya lakukan. Pengalaman menjadi hal yang sangat berharga jika kita memaknainya. Tak hanya reflektif untuk diri sendiri, saya juga mampu senantiasa mengambil hikmah dan pelajaran dari suatu kejadian guna mengembangan diri sendiri, murid dan rekan kerja. Proses mewujudkan Profil Pelajar Pancasila pada diri sendiri sebagai Guru Penggerak dan menuntun perwujudannya pada murid-murid merupakan perjalanan yang penuh dengan variasi pengalaman-pengalaman. Pengalaman-pengalaman ini boleh jadi akan menimbulkan kesan positif maupun negatif. Dengan mengamalkan nilai reflektif, saya memanfaatkan pengalaman-pengalaman tersebut sebagai pembelajaran untuk menuntun diri saya, murid, dan sesama dalam menangkap pembelajaran positif, sehingga mampu menjalankan peran saya dengan baik dari waktu ke waktu.  Memiliki nilai reflektif saya menjadi pribadi yang berdaya saing yang tinggi karena saya sadar akan hakikat persaingan. Saya akan bersaing dengan potensi dan upaya diri sendiri. Sebagai seorang Guru Penggerak yang reflektif saya tidak hanya berhenti sampai rencana tindakan saja, saya juga mengekspresikannya lewat tindakan nyata sebagai perbaikan yang perlu dilakukan. Nilai reflektif ini saya laksanakan dengan baik agar saya fokus menjadi lebih baik untuk murid-murid saya. 

        Saya senantiasa membangun daya sanding atau berkolaborasi. Memahami dengan baik bahwa pentingnya salingketergantungan yang positif terhadap seluruh pihak pemangku kepentingan yang berada di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah seperti orang tua murid dan komunitas terkait dalam mencapai tujuan pembelajaran. Saya memiliki kemampuan publik speaking yang baik sehingga dengan mudah saya bisa menjalin hubungan yang baik dengan pihak luar. Bahkan dengan dunia usaha ataupun dunia industri yang ada disekitar sekolah bisa terjalin hubungan baik sehingga murid saya bisa mempraktikkan ilmu yang didapat, mengambil hikmah dari kesuksesan tokoh besar, ataupun mendapatkan bantuan fasilitas dalam pembelajaran. Saya menjiwai nilai kolaboratif sehingga mampu membangun rasa saling percaya dan saling menghargai, serta mengakui dan mengelola kekuatan serta perbedaan peran tiap pemangku kepentingan di sekolah, sehingga tumbuh semangat saling mengisi, saling melengkapi. Memiliki semangat pembelajaran tim. Dimana dalam hal ini adalah kepentingan pembelajaran murid. Saya berkolaborasi dengan guru dalam membuat media pembelajaran interaktif. Untuk kegiatan rutin yang saya lakukan dalam melaksanakn nilai kolaboratif adalah saya bersama rekan sejawat mata pelajaran matematika membuat video pembelajaran secara bertahap untuk semua materi matematika SMA. Sehingga murid saya bisa merewatch video tersebut dimanapun mereka berada. Hal baik dan besar ini akan terlaksana dengan baik jika kolaboarsi positif yang saya lakukan dengan berbagai pihak berjalan dengan baik.

                Berinovasi sepanjang hayat menjadi hal yang rutin dilakukan. Zaman yang berubah secara pasti, teknologi yang berkembang pesat dan ilmu parenting yang sesuai dengan kondisi zaman. Perubahan itu semua membuat saya yang berinovasi yang bertujuan untuk mengoptimalkan kemampuan seorang murid sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Sebagai Guru penggerak saya memiliki inovasi tinggi untuk menyikapi segala perubahan di diri murid saya. Saya menjadi guru kekinian, tidak membosankan karena inovasi yang saya punya, dan tetap dihormati oleh murid walau sedekat apapun emosional saya dengan mereka. Saya mengajak mereka belajar tidak hanya di dalam kelas, sesekali kami belajar di labor komputer menggunakan chromebook / laptop. Inovasi saya dalam memanfaatkan aplikasi Google For Education akan saya optimalkan dalam pembelajaran matematika di kelas. Saya mampu senantiasa memunculkan gagasan segar dan tepat guna. Dalam mengasah nilai inovatif saya sebagai seorang guru penggerak, maka jiwa saya sangatlah harus fleksibilitas, saya memandang segala sesuatu secara multiperspektif, mencari dan membuat alternatif, mengubah dan menyesuaikan gaya dan kecenderungan lama mewujudkan perubahan dan bergeser menuju pandangan-pandangan alternatif dan luas. Saya akan terus berinovasi, berkembang dan menjadi inspirator bagi murid dan rekan kerja saya.
                



Surat Cinta Untuk Teman Inspiratorku

 


Senin, 11 September 2023

Potret pendidikan Indonesia sejak zaman kolonial hingga kini

 Hal yang menarik bagi saya adalah pendidikan pada zaman kolonia bukan sesuatu yang dapat dirasakan dengan mudah oleh rakyat, hanya untuk orang-orang tertentu demi tujuan tertentu dan hanya mengajarkan hal-hal tertentu. Tujuan Pendidikan yang dapat dilihat dari video ini pada zaman kolonial adalah memenuhi kepentingan kolonial pada saat itu dengan memberikan hal dasar seperti membaca, menulis, dan berhitung yang akan memberikan keuntungan pada usaha kolonial. Persamaan antara proses pembelajaran pada zaman kolonial dengan proses pembelajaran saat ini adalah rakyat sudah mendapatkan pendidikan dan pengajaran dengan jenjang kelas yang dimulai dari bawah, menengah dan atas. Sementara perbedaaannya adalah zaman kolonial adanya ketidakadilan dalam mendapatkan pendidikan yaitu untuk orang -orang tertentu saja dan yang diajarkan hanya hal- hal yang sangat dasar. Sementara zaman sekarang kesempatan pendidikan dapat dirasakan semua rakyat dengan cakupan ilmu yang lebih luas dan sesuai dengan kemajuan zaman

PEMIKIRAN KI HAJAR DEWANTARA


 

Refleksi Kritis serta Harapan Sang Guru Matematika

 Bapak Ibu guru secara umum mengetahui tentang pemikiran Ki Hajar Dewantara mengenai pendidikan dan pengajaran dan sebagian besar telah melaksanakannya di dalam kelas meski belum optimal. Menurut Ki Hajar Dewantara pengajaran adalah bagian dari pendidikan. Dimana pengajaran itu adalah proses dari pendidikan dalam memberi ilmu atau faedah untuk kecakapan hidup anak secara lahir dan batin. Sedangkan Pendidikan memberi tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat.  Relevansi pemikiran Ki Hajar Dewantara dengan konteks pendidikan Indonesia saat ini adalah bagaimana zaman membutuhkan karakter seseorang yang beradab baru kemudian ilmu, bagaimana dunia kerja menuntut seseorang memiliki keterampilan dan cakap pada bidang tertentu. Hal ini menjadikan Bapak Ibu guru di sekolah harus piawai dalam memberikan pengajaran kepada peserta didik sesuai dengan minat dan bakatnya tanpa harus memaksakan seorang peserta didik untuk mencapai kemampuan dan keterampilan maksimal untuk semua mata pelajaran. Di SMA Negeri 2 Sijunjung beberapa peserta didik menunjukkan memiliki minat dan bakat untuk hampir ke semua bidang mata pelajaran. Namun banyak diantara peserta didik menunjukkan minat dan bakat itu ditujukan ke beberapa bidang mata pelajaran saja dengan beberapa faktor penyebab baik yang bersifat eksternal maupun internal. Menilik kembali tujuan pendidikan yang disampaikan oleh Ki Hajar Dewantara adalah menuntun segala kodrat yang ada pada peserta didik agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Sebagai seorang guru matematika saya belajar dari waktu ke waktu menjadi lebih baik. Belajar terus untuk memahami dan mampu melaksanakan hakikat pendidikan dan pengajaran di sekolah sesuai dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara. Dalam pelaksanaanya, guru di SMA Negeri 2 Sijunjung telah diberikan kemerdekaan dalam melaksanakan tugas dan perannya sebagai seorang guru, tinggal bagaimana guru memanfaatkan kesempatan tersebut dengan baik. 

Harapan saya setelah membaca dan memahami modul ini semoga saya bisa menjadi guru matematika yang memiliki segala kompetensi yang dibutuhkan sebagai seorang pengajar dan pendidik sehingga peserta didik saya mau bersemangat belajar matematika dengan perasaan bahagia. Saya berharap kegiatan ini berjalan dengan lancar dan fokus untuk mencapai tujuannya. Materi yang diberikan dapat diterima dengan baik oleh para Calon Guru Penggerak dan di aplikasikan di sekolah masing-masing sehingga merasakan manfaat utama dari pelatihan ini yaitu tergerak, bergerak dan menggerakkan.

Mari Belajar




 

Minggu, 03 September 2023

REFLEKSI DWI MINGGUAN PERTAMA PENDIDIKAN CALON GURU PENGGERAK ANGKATAN 9

Refleksi Model Driscoll By Mona Amelia, S. Pd, Calon Guru Penggerak Angkatan 9, Guru Matematika dari SMA N 2 Sijunjung

03 September 2023

Lebih kurang sudah 2 minggu penulis mengikuti Pendidikan Calon Guru Penggerak angkatan 9. Bertemu, berdiskusi dan belajar dari narasumber handal  dibidangnya serta dengan Bapak Ibu guru SD, SMP dan SMA dari berbagai daerah. Kami berdiskusi bersama mulai dari mengenal diri sendiri, mengumpamakan diri dengan sebuah benda dan berikan sedikit jabaran maknanya. Awal yang menyenangkan untuk saling mengenal satu sama lain. Dilanjutkan dengan memahami filosofi KI HAJAR DEWANTARA dimana mendidik dan mengajar adalah proses memanusiakan manusia, sehingga harus memerdekakan manusia dan segala aspek kehidupan baik secara fisik, mental, jasmani dan rohani. Pembelajaran di modul ini menggunakan alur MERDEKA (Mulai dari diri, Eksplorasi konsep, Ruang kolaborasi, Refleksi terbimbing, Demonstrasi kontekstual, Elaborasi pemahaman, Koneksi antar materi dan Aksi nyata). Dari pembelajaran ini saya memahami bahwa pendidikan yang digagas KHD (KI Hajar  Dewantara ) ini konsep pendidikan yang memanusiakan manusia dan menghambakan siswa, seperti menuntun (selamat dan berbahagia), kodrat anak (merdeka dan bermain), berpihak pada anak (menghamba pada anak), bukan taburasa (anak bukan kertas kosong) budi pekerti (watak dan karakter) kodrat alam dan kodrat zaman, serta menebalkan laku konteks- sosiokultural, ini sangat relevan dengan kebutuhan pendidikan di Indonesia khususnya dalam menghadapi bonus demografi atau angka usia produktif pertumbuhan penduduk Indonesia menuju tahun 2045, yaitu 100 tahun Indonesia Merdeka, menuju Indonesia emas. 

Dalam menuntun pertumbuhan kodrat anak, KHD mengibaratkan peran guru atau pendidik seperti seorang petani atau tukang kebun. Petani hanya dapat menuntun tumbuhnya jagung, atau seorang petani sayuran, ia dapat memperbaiki kondisi tanah, memelihara tanaman, menyiramnya setiap hari, memberi pupuk, membasmi hama ulat-ulat atau jamur-jamur yang mengganggu hidup tanaman tersebut. Petani tidak dapat memaksa agar jagung tumbuh menjadi padi ataupun tanaman sayuran sawi tumbuh menjadi pepaya. Begitupun dengan guru atau pendidik. Pendidik hanya bisa menuntun dan merawat tumbuh kembangnya anak sesuai dengan kodratnya. Kemudian, masih menurut KHD, pendidikan anak berhubungan dengan  kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam, kita sebagai pendidik harus memberikan teladan yang baik dengan harapan siswa dapat meneladaninya demi membentuk karakter siswa misalnya, bersikap mengayomi, sopan dan berintegritas  (karakter moral dan karakter kinerja) terhadap sesama baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat (social competences). Sedangkan kodrat  zaman, pada pendidikan global, yaitu penddikan yang masuk pada era society 5.0 dan era disrupsi menekankan pada kemampuan anak untuk memiliki skill dan karakter yang kuat serta mampu memecahkan masalah (complex problem solving), apalagi ditengah kemajuan zaman saat  ini guru dan  anak dituntut untuk bisa menguasai teknologi informasi sebagai salah satu instrumen untuk mensukseskan pendidikan di Indonesia dan dalam kontek menuju digitalisasi pendidikan atau sering disebut era industri 4.0 dan masyarakat 5.0 (society 5.0).

Hasil dari membaca, berdiskusi serta menganalisis dari filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara ini, sekaligus melihat realitas di lapangan, khusususya di sekolah, penulis sadar bahwa implementasi pembelajaran baik yang berpihak pada murid serta menuntun murid masih banyak yang harus diperbaiki. Cakrawala dan mindset penulis juga terbuka dalam memahami dan mengimplementasikan pendidikan sebagaimana yang dicetuskan oleh KHD dengan teori Trikonnya, yaitu:kontinu tidak melupakan budaya, konsentris memanusiakan manusia serta konvergen memerdekan anak. yang betul-betul dengan tujuan untuk mendidik, mengajar dan mendorong anak untuk mau belajar, memiliki motivasi dan imajinasi dalam merumuskan serta harapan untuk mewujudkan cita-cita mereka menjadi manusia unggul, serta bermanfaat bagi sesamaKhususnya untuk penulis yang merupakan guru mata pelajaran matematika dimana hampir dominan siswa kurang menyukai mapel ini. Setelah mempelajari banyak hal dalam beberapa hari, penulis mulai memperbaiki diri dalam membuat aksi nyata dalam konteks manajemen kelas yang semuanya harus betul -betul berpihak pada murid secara holistik sesuai yang diajarkan oleh KHD, yaitu membangun watak dan karakter membentuk pribadi yang mandiri bisa berdiri sendiri tidak tergantung dengan orang lain serta dapat mengatur diri sendiri. Jika awal dulu sebelum pendidikan, beberapa murid masih merasakan keraguan, canggung dan takut selama diskusi, kejadian berbeda mulai terlihat semenjak penulis merubah cara dalam memperlakukan murid. Murid yang semula pendiam, mulai aktif dan menunjukkan diri. Penulis pun merasa lebih nyaman dan percaya diri selama belajar. Penulis merasakan efeknya secara langsung, penulis sadar bahwa ketika guru mengajar dengan hati, murid belajar dengan happy. 

Sekarang penulis menjadi lebih baik dalam mindset memandang ataupun memperlakukan muris serta mempertimbangkan kondisi murid dalam proses pembelajaran matematika dengan harapan suasana kelas yang nyaman, guru yang memperlakukan murid dengan baik, dan memahami kemampuan dasar murid dapat menjadikan suasana pembelajaran yang merdeka bagi setiap murid. Penulis akan terus belajar dari masa ke masa mengikuti perkembangan yang dialami oleh murid. Penulis bisa belajar dari narasumber dan Bapak Ibu guru hebat agar bisa siap menghadapi segala peristiwa di dalam kelas dengan berbagai kondisi. Penulis membutuhkan support sistem yang penuh dari keluarga, teman, unsur pimpinan di sekolah, dan motivasi dari diri sendiri agar bisa berkembang secara keilmuan, belajar dari waktu ke waktu dan dapat menindaklanjuti setiap refleksi yang dilakukan. Bagian yang ingin saya kerjakan terlebih dahulu adalah memperbaiki diri (tergerak) dan menjadi contoh bagi Bapak Ibu guru (bergerak) lalu mengajak rekan rekan ikut melakukan praktik baik (menggerakan). Hal yang paling ingin saya sharing untuk bersama-sama dilakukan adalah pembelajaran yang menghambakan murid sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman karena memang hal ini yang masih banyak belum dapat dilaksanakan di sekolah penulis.

 


3.2.a.4. Eksplorasi Konsep - Modul 3.2

  Sebelum melakukan telaah materi, saya mempelajari terlebih dahulu  pertanyaan pemantik  berikut ini: Apabila kita menganggap sebuah sekola...