Jumat, 16 April 2021

PEMBUNUH LIBURAN

 BAB I

Tak Pernah Rindu

    Sudah 2 jam 45 menit di kereta, perjalanan ini menjadi semakin membosankan hingga akhirnya Ibu membangunkanku dengan cara sedikit kasar. Kereta telah memberikan tanda sampai di stasiun Tabing. Semua penumpang mulai mengemasi barang, tak terkecuali aku dan ibuku. Diluar panas sekali, seteguk air mineral tak membantu banyak atas kekeringan yang melanda kerongkonganku. "Kali ini kita akan kemana bu?", tanyaku pada ibu. Ibu hanya diam mengernyitkan dahi.

    Kami lanjut naik angkot jingga. Berisik dan sama sekali tidak nyaman duduk. Aku masih bingung, kemana ibu akan membawa liburanku kali ini. Ibu selalu mengantarkan liburanku ke rumah saudara. Apapun alasannya yang terpenting aku suka liburan sekolah dimana saja asalkan tidak di rumah. Hanya saja kali ini terkesan rahasia.

    Kami naik ojek yang berbeda. Ojek yang kunaikki mengikuti dengan sabar tepat dibelakang ojek yang dinaiki ibuku. Hingga kami berhenti di sebuah rumah sederhana, berwarna putih, dan tampak kosong. Ibu dengan lantang bersorak dari depan rumah sambil melihat-lihat ke dalam "Marni......Marni.....ini aku, Surti....Ada orang di rumah!!!"

    Tak ada sahutan, "Kamu tunggu disini, Ibu mau tanya ke sebelah dulu" bilang Ibu. "Baiklah bu" jawabku polos. Setengah jam berlalu namun Ibu tak kunjung kembali. Seiring bertambah waktu rasa khawatir dan takut mulai datang. Berbagai pertanyaan muncul dibenakku, "Ibu kemana? Ibu dimana? Kenapa Ibu belum kembali??" dan aku semakin resah.

    Belum selesai pertarungan dengan pikiranku sendiri, tiba-tiba pintu depan rumah tadi terbuka. Aku mendengar ada yang merintih minta tolong dari dalam rumah yang gelap. Untuk pertama kali dalam hidupku, aku benar-benar merindukan Ibu.  

3 komentar:

 My Story about my study.. BAB 1 na, ada revisi, tapi belum na revisi, na butuh aura mistis perpustakaan dalam mengetik tesis.. BAB 2 na sud...